Aceh Besar memiliki berbagai keindahan alam yang dapat
dipromosikan sebagai obyek wisata alam, air terjun yang bersumber dari hulu
sungai Seunong Bate Doeng, adalah salah satunya.
Lokasi Air Terjun terletak kurang lebih 22 Km dari Kota
Banda Aceh, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda
dua. Untuk fasilitas angkutan umum menuju tempat ini belum ada, kecuali hanya
sampai di simpang empat desa biluy (masih berjarak sekitar 3 Km dari air
terjun) dan meneruskan menggunakan jasa ojek (di Aceh disebut RBT). Jangan lupa
di simpang empat ini membeli bekal atau jajanan, karena di lokasi masih jarang
tempat berjualan makanan minuman.Perjalanan dari kota Banda Aceh menuju lokasi
air terjun cukup mengasyikan, kita akan disuguhi pemandangan desa-desa dan areal
persawahan yang menghampar, belum lagi background alam berupa jajaran bukit
barisan yang menjulang bagai pagar dilihat dari kejauhan.
Dilokasi sendiri, pengunjung akan disuguhkan suasana dan
pemandangan alam yang indah dan natural. Jika ingin lebih berkesan lagi, bisa
naik tangga keatas bukit, sekitar 50 Meter dapat kita jumpai sebuah padang
rumput kecil yang oleh masyarakat lokal disebut rimbun asmara. Namun perlu
diingat, sesuai perda syariah islam yang berlaku di propinsi Aceh, Dilarang
keras untuk berbuat hal-hal yang melanggar kaidah dan norma-norma islam,
seperti “mojok” berduaan antara lelaki dan perempuan yang bukan pasangan syah.
Berada di Air Terjun, pengunjung tidak hanya dapat menikmati
keindahan air terjun dan kolamnya, tapi juga memancing. Lokasi yang pas untuk
memancing berada sekitar 50 meter ke bawah hilir. Terdapat sebuah sungai kecil
(alur) sedalam 2-3 meter yang menjadi ”istana” berbagai jenis ikan air tawar,
seperti Mujahir, sepat, gabus, lele, belut bahkan ikan keurling pernah ditemukan
disini. Untuk umpan memancing, gali saja sedikit tanah sekitar lokasi, maka
akan berhamburan cacing umpan kesukaaan ikan air tawar. Bila ‘elergi’ cacing,
tangkap saja belalang yang hinggap di daun, itu juga santapan favorit ikan.
Kolam Peukan Biluy konon berasal dari legenda tua tentang
kerajaan Biluy. Putri kesayangan raja yang bernama Putri Hainunim, sangat suka
bermain di kolam perbukitan dekat istanannya itu. Hampir setiap hari sang putri
berada di kolam tersebut. Sampai akhirnya sang putri ini meminta kepada ayahnya
agar membiarkan pemandiannya tetap alami. Demikian kisah awal keberadaan
pemandian air terjun di kerajaan kecil bernama Biluy. Meski kerajaan yang
tunduk di bawah Sultan Alaidin Mahmud Daud Syah ini sudah tiada lagi, namun
keasrian kolam seluas 10 x 8 meter itu masih terpencar hingga kini dan mampu
”membius” siapa pun yang mengunjunginya menjadi betah berlama-lama menikmati
keindahan kolam tersebut.
EmoticonEmoticon